Sabtu, 03 Juni 2017

Syukur

Seperti lahir ke dunia, saat meninggalkan dunia pun manusia tidak akan membawa apa-apa. Namun itu hanya kasat mata saja, pada realitanya Allah membekali manusia dengan berbagai macam organ tubuh serta lengkap dengan indera2nya, sesuai firmanNya Q.S Al-Mulk : 23, semua itu Allah berikan guna untuk menunjang kehidupan manusia di dunia. Maka telah selayaknya manusia membekali dirinya dengan melakukan amal baik selama hidup guna untuk hidup di akhirat kelak. Selain berguna untuk kelanjutan hidupnya di akhirat, juga untuk membalas pemberian Allah, walau semua itu tidak akan sebanding dengan pemberianNya serta Allah pun tak memerlukannya.

Nikmat Allah itu begitu banyak serta luas, wajar jika Allah berfirman (Q.S An-Nahl 16:18) manusia tidak dapat menghitungnya, mulai dari nikmat pertama lahir ke dunia sampai nikmat-nikmat yang senantiasa tercurah selama manusia meraungi samudera kehidupan. Saking tidak dapat dihitungnya hingga banyak manusia yg mendustakan dan melupakannya. (Q.S Ar-Rahman) Coba ingat sebentar tentang anggota badan yang lengkap serta masih dapat digerakkan dengan otomatis. Hakikatnya semua itu terjadi karena nikmat dari Allah, semua terjadi atas kehendakNya. Masih lalaikah manusia untuk mensyukurinya?

Jika manusia mengerti hakikat tentang penciptaannya hidup di dunia ini, maka bersyukur pun akan dirasa kurang. Ditambah tentang nikmat yang Allah berikan, keharmonisan kehidupan ini dan juga penciptaan Allah lainnya yang bersifat dinamis. Manusia akan merasakan pentingnya mengerjakan amal shaleh di dunia, orientasinya bukan lagi sebagai bekal hidup di akhirat namun sebagai mahabbah tanda cinta kepada Allah.

Apa yang manusia lakukan tidak lepas dari apa yang dilihatnya, didengarnya, pengetahuannya, serta lingkungannya. Seiring bertambahnya usia dan luasnya alam semesta ciptaan Allah ini, sepatutnya semakin luas pula wawasan manusia. Perlu disadari juga ilmu yang dimiliki manusia itu berbeda dengan ilmu Allah. Seperti dalam surat Al-Mulk Allah memerintahkan manusia untuk menjelajahi dunia, Allah memerintahkan itu agar manusia bisa bertambah wawasannya, semakin Arif meraungi samudera  kehidupan, serta bertambah rasa syukur. Dengan menjelajah dunia manusia akan menemukan sesuatu yang baru dan bertambah nikmat Allah.

Manusia memerlukan Allah dan selalu butuh Allah, maka kalimat hasbunallah wa ni'mal wakil janganlah hanya menjadi hiasan lidah semata. Telusuri dan renungkan benar2 ayat tersebut. Terkadang manusia terlalu silau dengan kehidupan dunia, hingga lupa siapa yg menciptakan dan mengaturnya. Yaa.. Dialah Allah. Allah tidak perlu sujud syukur manusia, Allah gak peduli manusia kufur atau syukur. Karena Allah memilihi sifat Rahman yang senantiasa mencurahkan nikmatnya untuk manusia. Namun sayang seribu sayang, manusia tidak peka dengan kasih sayangNya.

Pernahkah terbayangkan jika nikmat mata yg masih bisa melihat dunia ini diambil oleh Allah? Lantas pernahkah terucap hamdalah ketika masih dapat memandang indahnya dunia? Pernahkah terucap syukur ketika masih bisa bangun dari tidur? Ketika raga masih sehat wal Afiat terucapkah kalimat tahmid? Atau malah meratapinya ketika sakit melanda? Belum cukupkah kalimat fabiayyialaairobbikumatukadziban yg diulang sebanyak 31x dalam surat Ar-Rahman?

Mari mulai sekarang giatkan melantunkan kalimat toyyibah dalam setiap keadaan, sebagai mana firman Allah untuk selalu mengingatNya dalam setiap keadaan baik ketika berdiri, duduk dan berbaring, tak lupa Allah pun berfirman bahwa semua itu hanya bisa dilakukan oleh manusia yg berakal lagi berfikir (Al-Imron:190-191). Maka sangat kufur apabila manusia tidak bisa bersyukur yaitu dengan mengucapkan kalimat hamdalah.

Bisa karena terbiasa, begitulah manusia. Manusia bisa bersyukur apabila dibiasakan untuk selalu mengingat Allah salah satunya yaitu dengan selalu melantunkan dzikir dalam setiap keadaan. Terkadang syukur merupakan ucapan yang ringan namun sedikit tidak mudah dilakukan dan berat di timbangan. Sebagaimana firman Allah, Allah itu akan menambah nikmatNya kepada setiap hambaNya yang bersyukur (Q.S Ibrohim 14:7)

Memulai itu memang sedikit lebih berat, namun ada yang lebih sulit yaitu mengistiqomahkan apa yang sudah dimulai. Untuk pembiasaan wujud syukur manusia dapat dimulai dari mengucapkan syukur dengan mengucap kalimat yang sederhana yaitu Alhamdulillah ketika telah menyelesaikan suatu pekerjaan, baik itu selepas bangun tidur, selesai makan, dan mengerjakan aktivitas harian lainnya. Maka insya Allah nikmat Allah pun senantiasa bertambah, karena Allah tidak pernah ingkar dengan janjiNya.

Tidak ada komentar:

Qurban Pertamaku 2023

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, har...