Rabu, 14 Juni 2017

2. No BAPER, but PEKA

Remaja itu paling suka bawa perasaan. Hampir semua hal pake perasaan, apa-apa 'baper' alis bawa perasaan. Seakan penyakit ini gak kenal mangsanya, menyerang semua kalangan baik pria maupun wanita. Apalagi dalam urusan cinta dan asmara, seakan kurang lengkap seperti makan lalap tanpa sambel.

Namun terkadang baper ini salah sasaran, sukanya membawa kita terjelembab jatuh ke jurang kerusakan. Kita malah baper ditempat yang salah. Baper masalah cinta atau hanya sekedar suka dengan lawan jenis, mengakibatkan kita gafok 'gagal fokus' dengan semua aktivitas kita. Mau makan inget dia, mau belajar gak konsentrasi alhasil semua sia-sia, parahnya kita rela ngabisin waktu buat dia yang gak patut dipikirin, kita rela stalking semua sosmednya dia demi lebih mengenal dan tau aktivitas dia lagi apa, cari foto dia, bahkan cari tau semua cerita masa launya sampai bibit, bebet, bobotnya. Akhirnya hingga waktu tiba baru deh kita menyesali atas waktu yang terbuang cuma-cuma.

Remaja Tangguh.. Baper itu boleh tapi sesuaikan dengan tempat dan kondisinya. Baperlah dengan lingkungan sekitar mu. Coba lirik sedikit mereka yang tidak seberuntung kita, mereka yang kelaparan, kehausan, tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, mereka yang hidup jauh dari kata cukup, bahkan mereka yang harus bekerja keras hanya untuk dapat menyambung hidup. Sudahkah kita menolongnya? Jangan, ku ubah pertanyaanku. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan? Hanya kepada diri sendiri kita dapat jujur menjawabnya.

Lihatlah ke atas untuk urusan akhirat, dan menunduklah dalam urusan dunia. Menunduk disini tidak hanya melihat orang yang tidak seberuntung dengan kita, tapi tundukan jugalah hawa nafsu kita terhadap kegemerlapan dunia. Boleh kita menikmati indahnya bumi pertiwi bahkan alam semesta ciptaan Allah, itu juga salah satu bentuk syukur kita kepada Allah yang telah memberikan kita kesempatan lahir di dunia dan menaungi samudera kehidupan ini. Tapi, tidaklah menghalalkan kita rakus terhadap dunia, memakan semua hal, bertingkah semaunya.

Islam agama rahmatan lil alamin.. Memiliki aturan kehidupan yang jelas dan terbukti baik, bahkan semua anjuran baik yang ada dalam alquran maupun hadis jika dibuktikan secara science terbukti sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup kita. Contoh saja tentang makan. Makanan di Indonesia bahkan dunia begitu beranekaragam, jika kita menuruti hawa nafsu yang tak bertepi mungkin saja kita mampu memakan semua jenis makanan yang kita suka. No.. No.. Jangan lakukan itu. Karena Nabi Muhammad yang membawa agama Islam menganjurkan kita untuk berhenti makan sebelum kenyang. Ketika bisa memakan semua makanan yang kita suka memang menyenangkan apalagi bila hobi ini membawa kita bisa jadi pemandu acara kuliner. Alhasil bukan perut saja yang kenyang, kitapun jadi terkenal. Hehee.. Tapi memakan seperlunya bahkan sedikit itu ternyata lebih menyehatkan. Allah juga berfirman (Q.S) apa yang kamu sukai belum tentu baik untukmu, dan apa yang tidak kamu sukai bisa jadi itu baik untukmu. Kurang lebih seperti itu redaksinya kalau diubah kebahasa kita sehari-hari.

Lagi-lagi benar, realitanya hidup di milenium x sangat lah sulit. Banyak makanan yang terlihat enak, namun terdapat segudang penyakit. Dan makanan yang jarang disukai malah hadir mambawa banyak manfaat.

Dalam harta kita ada hak orang lain di dalamnya. Peka dengan lingkungan akan menjadikan hidup damai, tenteram dan sejahtera. Allah memberikan kita rezeki baik yang terlihat sedikit maupun melimpah. Jika ada uang ditangan gatel rasanya tangan ini ingin menghabiskannya untuk keperluan kita atau hanya sekedar untuk kesenangan pribadi, rasanya uang tidak betah berada di dompet kita. Ketika ditanya kemana perginya uang itu? Kebanyakan dari kita bingung. Bukankah Allah telah mengajak perdagangan terbaik denganNya yaitu dengan menyerahkan sebagian rezeki kita dijalanNya (Q.S) maka akan lebih indah jika uang kita lebih banyak yang disalurkan untuk Allah ketimbang untuk kesenangan pribadi yang tiada berfaedah.

Kalau tidak peka mungkin pernah terbesit di lubuk hati kita sebuah pertanyaan tentang anjuran ini: bagaimana bisa dalam harta kita ada milik orang lain? Khan aku yang kerja sendiri? Dan itu rezeki dari Allah untukku. Bukankah semua manusia sudah memiliki rezekinya masing-masing? Aku lelah dan capek bekerja, sedangkan mereka dengan enak dan santai tinggal mendapat pemberian dari ku.

Ingat pajak? Kali ini saya bukan mau ngajak kalian buat segera bayar pajak. Hehee.. Pernah terpikir kenapa pemerintah menetapkan pajak kepada rakyatnya? Toh itu sama saja uang kita, uang hasil jerih payah kita, lantas apa hubungannya dengan pemerintah sehingga dengan seenaknya menetapkan pajak yang wajib dibayarkan? Sadar atau tidak dalam melakukan aktivitas kita menikmati segala fasilitas yang pemerintah sediakan baik dari jalan raya, jalan tol, listrik, rumah sakit, sekolah dan banyak lagi lainnya. Maka wajar jika kita memberikan sedikit harta kita ke pemerintah (baca: bayar pajak) karena kita telah menikmati semua fasikitas yang telah disediakan.

Nah inipun sama dengan perintah Allah, bahwa di dalam rezeki kita ada hak orang lain. Sadar atau tidak juga dalam menjalani hidup kita pun sering memakai jasa-jasa mereka contoh saja baju yang kita pakai, ada jasa tukang tenun, jahit, distributor dan banyak lagi lainnya. Gak kebayang khan jika mereka gak ada? Itulah sedikit alesan kenapa 'orang kaya' harus berbagi kepada 'orang yang membutuhkan' karena kita menikmati jasa yang mereka berikan untuk kita.

Terbukti Allah itu Maha Adil. Adil bukan berarti mendapatkan sesuatu dengan kadar dan jenis yang sama. Melainkan mendapatkan sesuai apa yang kita butuhkan. Sedangkan sebaik-baiknya yang memahami diri kita bukan diri kita sendiri yakni Allah yang Maha Mengetahui. Jadi Allah yang lebih tau apa yang tepat untuk hambaNya

Lihat keatas untuk urusan akhirat. Jangan salah yaa. Terkadang kita suka keliru dan terlena dilalaikan oleh kehidupan dunia. Kita lebih suka lihat ke bawah dalam urusan akhirat, alhasil kita suka iri saat melihat teman kita santai-santai bahkan membuang waktunya untuk hal yang gak berguna. Dan kita cenderung santai saat melihat teman kita sibuk beribadah mendekat kepada Allah serta mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang kekal.

Baperlah kepada orang-orang yang senantiasa selalu memperbaiki amal ibadah yang akan dipertanggung jawabkan kelak. Sehingga dapat memacu kita untuk bisa menjadi Remaja Tangguh yang beriman. Beriman itu gak harus sempurna. Mengingat manusia gak bisa terhindar dari luput, salah dan khilaf. Maka kita bisa memaknai iman dengan berusaha mengerjakan segala perintah Allah dan berusaha untuk menjauhi segala laranganNya.

Sekali lagi, baper itu boleh tapi harus untuk urusan positif yaa. Baper sama lingkungan yang dapat menghasilkan empati yang berbuah kepekaan sehingga terjadi perubahan, perubahan itu gak harus dimulai dari yang besar akan tetapi mulai dari yang kecil. Karena sedikit demi sedikit akan menjadi bukit. Menjadi insan terbaik yang selalu lebih baik dari hari kemarin dan bermanfaat untuk orang lain.

Tidak ada komentar:

Qurban Pertamaku 2023

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, har...