15 Maret 2015
Kelas XI/Semester
1/SMA/SMK/MA/MAK
Produk Pembenihan Ikan Konsumsi
A. Pengertian
1. Budidaya
Ikan
Perikanan adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Pembudidayaan
ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan
serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah dan/atau mengawetkannya.
tertentu yang belum dewasa,
termasuk telur, larva, dan biakan murni alga. Pendederan adalah suatu kegiatan
pemeliharaan benih ikan setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih
tertentu yang siap untuk didederkan.
a.
Ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus)
Lele lokal merupakan jenis ikan
konsumsi air tawar dengan ciri-ciri tubuh memanjang dan kulit licin, serta
identik dengan warna punggung hitam dan warna perut (abdomen) putih
keabu-abuan. Lele lokal merupakan ikan asli Indonesia. Di Indonesia, lele
mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), maut (Gayo,
Aceh), pintet (Kalimantan Selatan), keling (Makasar), cepi (Bugis), lele atau
lindi (Jawa Tengah). Lele bersifat nocturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Berdasarkan kebiasaan makan, lele merupakan hewan
karnivora, yaitu golongan ikan yang sumber makanan utamanya berasal dari bahan
hewani.
Usaha pembenihan lele mempunyai
prospek yang cukup cerah. Permintaan konsumen makin meningkat. Pengembangan
teknik pembenihan ikan yang baik akan meningkatkan hasil budidaya secara
berkelanjutan. Segmentasi pasar lele sangat bervariasi bergantung pada ukuran.
Pada tahun 2013, benih ikan lele dengan ukuran 5-7 cm dijual dengan harga Rp
170 - Rp 200/ekor, ukuran 7-9 cm berkisar Rp 210 – Rp 250/ekor, dan ukuran 9-11
cm berkisar Rp. 250 - Rp. 300/ekor.
Sumber: Dokumentasi Kemendikbud
b.
Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Ikan nila merupakan jenis ikan
konsumsi yang hidup di air tawar, merupakan ikan hasil introduksi yang berasal
dari Afrika Bagian Timur pada tahun 1969. Saat ini, ikan nila menjadi komoditas
andalan dan unggulan ikan konsumsi air tawar di Indonesia. Ikan nila cenderung
sangat mudah dibudidayakan dan dipasarkan karena merupakan salah satu jenis
ikan yang paling disukai oleh masyarakat. Morfologi ikan nila adalah garis
vertikal yang berwarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti
itu juga terdapat di sirip punggung dan sirip dubur, bersifat omnivora sehingga
dalam budidayanya akan sangat efisien.
Harga benih nila di pasaran
biasanya dijual berdasarkan ukuran bobot dengan harga Rp 25.000 – Rp
28.000,-/kg. Jumlah benih nila per kg >500 ekor. Teknik budidaya nila
relatif mudah sehingga sangat layak dilakukan pada semua skala usaha (rumah
tangga, mikro, kecil, menengah, dan besar).
c.
Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy)
Gurami merupakan jenis ikan
konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah
sawo dan bagian perut berwarna kekuningan/ keperak-perakan. Gurami merupakan
ikan asli Indonesia yang berasal dari daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia) dan
menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylon, serta Australia. Di Jawa, gurami
dikenal dengan sebutan gurameh, di Sumatra disebut kala atau kalui, di
Kalimantan disebut kalui. Gurami mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi
dengan cita rasa yang enak sehingga digemari banyak orang dari berbagai
kalangan.
Harga gurami di pasaran sangat
bervariasi bergantung pada umur: gurami umur 1-2 bulan dijual dengan harga Rp
400 - Rp 500/ekor. Benih gurami dijual berdasarkan umur dengan harga relatif
mahal karena permintaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar
lainnya. Oleh sebab itu, budidaya ikan gurami khususnya pembenihan
memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
d.
Ikan Bawal (Colossoma
macropomum)
Bawal air tawar saat ini banyak
diminati sebagai ikan konsumsi, paling banyak dibudidayakan di daerah Jawa.
Bawal mempunyai beberapa keistimewaan, di antaranya pertumbuhan cukup cepat,
nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (omnivora), lebih banyak
makan dedaunan, daya tahan yang tinggi terhadap kondisi limnologi yang ekstrim,
dengan rasa dagingnya pun cukup enak hampir menyerupai daging ikan gurami.
2. Manfaat
Ikan Konsumsi
Pada sebuah studi pada tahun
2006 yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, diketahui bahwa
tingkat kematian akibat penyakit jantung pada orang dewasa yang makan ikan dua
kali sepekan, lebih rendah (36%) daripada mereka yang makan ikan sedikit atau
tidak sama sekali. Ikan merupakan sumber makanan penting karena mengandung dua
asam lemak Omega-3, yaitu Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid
(DHA). Omega-3 membantu menurunkan tekanan darah yang akan menjaga kesehatan
jantung. Tubuh tidak memproduksi Omega-3, harus didapatkan melalui asupan
makanan.
B. Proses
Produksi Pembenihan Ikan Lele
1. Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele
Sebelum melakukan pembenihan
ikan lele, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan
digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan lele bergantung pada
proses pembenihan, yaitu persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan
indukan), pemeliharaan induk, pemijahan/pembenihan, penetasan telur, dan
pemeliharaan larva dan benih. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan
lele tersaji pada Induk ikan lele dan pakan merupakan bahan yang paling perlu
diperhatikan agar proses produksi dapat berlangsung dengan baik. Dengan
demikian, diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen,
yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang
dengan baik. Beberapa persyaratan dalam memilih bahan (induk ikan, pakan ikan
dan lain-lain) sebagai berikut:
1)
Ikan yang dipilih
sebaiknya yang mudah dipelihara, atau jika usaha tersebut adalah pembenihan
ikan, sebaiknya :
2)
Kolam Terpal • Terpal •
Bambu atau besi melingkar • Air Kolam Semen • Semen • Pasir • Batu bata/batako
• Air • Paralon Persiapan media pemijahan • Induk ikan lele yang berkualitas •
Pakan yang memiliki protein tinggi seperti tubifex (cacing sutera) • Sapu ijuk
untuk tempat telur (kakaban) • Ovaprim (jika menggunakan sistem pembenihan
buatan) Pemijahan Induk Pemijahan Induk • Sapu ijuk untuk tempat telur
(kakaban) Penetasan Telur • Pakan yang memiliki protein tinggi seperti tubifex
(cacing sutera) Pemeliharaan Larva dan Benih. Diagram alir proses pembenihan
ikan dan bahan-bahan yang dibutuhkan ikan yang dipilih adalah jenis yang mudah
dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup menggunakan
peralatan yang sederhana sehingga biaya produksi lebih ringan.
3)
Bahan baku yang
disediakan harus berkualitas karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang
baik, dibutuhkan bahan baku yang baik pula. Contohnya untuk memperoleh benih
yang baik, diperlukan induk ikan yang baik pula.
4)
Bahan baku yang
disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha. Artinya,
jika sewaktu-waktu memerlukan bahan baku tersebut, bahan dapat secara mudah
diperoleh atau tidak perlu menunggu lama sehingga proses produksi tidak
terhambat.
5)
Bahan baku yang tersedia
hendaknya yang relatif murah. Dengan demikian, diharapkan usaha yang dijalankan
dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
2. Alat
Pendukung Pembenihan Ikan Lele
Peralatan yang digunakan dalam
pembenihan ikan lele tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Peralatan yang
digunakan dalam proses pembenihan ikan lele adalah seperti berikut:
1)
Peralatan pengadaan air
bersih seperti pompa air atau pompa celup.
2)
Peralatan pengukuran
kualitas air seperti DO meter, pH-paper Universal, konduktiviti meter,
termometer, dan lain-lain.
3)
Peralatan dalam proses
pemijahan ikan lele seperti kakaban.
4)
Peralatan dalam
pendederan benih ikan lele seperti blower atau aerator (untuk suplai oksigen).
5)
Peralatan pemanenan atau
penyortiran benih ikan lele seperti seser.
6)
Peralatan pengemasan
benih ikan lele seperti plastik, styrofoam, dan tabung oksigen.
3. Proses
Pembenihan Ikan Lele
a.
Proses Pembenihan Ikan
Lele
Pembenihan adalah suatu
tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya
yaitu pembesaran. Pembenihan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi
komponen input untuk kegiatan pembesaran. Berikut merupakan diagram alir proses
produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana
sampai pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan pada dalam kegiatan
pembenihan ikan konsumsi khususnya ikan lele, perlu diperhatikan beberapa hal
agar memenuhi standar produksi yaitu seperti berikut:
I.
Persiapan sarana dan
prasarana (media pemijahan indukan)
Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah
persiapan kolam. Kolam yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass,
kolam semi permanen, dan permanen (tembok bersemen). Pastikan kolam yang akan
digunakan bersih agar anakan ikan yang baru menetas tidak terkontaminasi
penyakit. Persiapan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan Induk Pemijahan Induk
Penetasan Telur Pemeliharaan Larva dan Benih.
II.
Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur
dan sperma). Penumbuhan dan pematangan dapat dipacu dengan pendekatan
pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada
pendekatan lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu
makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Ciri-ciri induk lele siap
memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan
dan kejar-kejaran.
a.
Ciri-ciri induk lele
jantan
1)
Kepalanya lebih kecil
dari pada kepala induk lele betina.
2)
Warna kulit dada agak tua
jika dibanding kan dengan kulit dada induk lele betina.
3)
Urogenital papilla
(kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus,
dan warna kemerahan.
4)
Gerakannya lincah, tulang
kepala pendek dan agak gepeng (depress).
5)
Perutnya lebih langsing
dan kenyal jika dibandingkan dengan perut induk lele betina.
6)
Kulit lebih halus
dibandingkan dengan kulit induk lele betina.
Jenis-jenis kolamnya, sebagai
berikut :
a. Kolam terpal persegi
b. Kolam terpal lingkaran
c. Kolam alami
b.
Ciri-ciri induk lele
betina
1)
Kepalanya lebih besar
dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.
2)
Warna kulit dada agak
terang.
3)
Urogenital papilla
(kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar
dan terletak di belakang anus.
4)
Gerakannya lambat, tulang
kepala pendek dan agak cembung.
5)
Perutnya lebih besar dan
lunak.
c.
Syarat induk lele yang
baik:
1)
Kulit induk lele betina
lebih kasar dibandingkan dengan kulit induk lele jantan.
2)
Induk lele diambil dari
lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
3)
Berat badannya berkisar
antara 100-200 g, bergantung pada kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-25
cm.
4)
Bentuk badan simetris,
tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
5)
Umur induk jantan >7
bulan, sedangkan induk betina berumur >1 tahun.
6)
Frekuensi pemijahan bisa
satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali
dengan syarat apabila makanannya mengandung protein yang cukup.
III. Pemijahan/pembenihan
Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur
dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk
betina yang telah matang gonad berarti siap melakukan pemijahan. Proses
pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan. Induk Matang
Gonad (Jantan dan Betina) Memijah Alami Suntik Hormon Memijah Alami Stripping
a) Pembenihan alami
Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali
jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu
pasang per sarang. Tata caranya sebagai berikut: Induk dimasukkan ke kolam
pemijahan. Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tingggi setiap
hari dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar. Induk ikan
dibiarkan selama 10 hari. Air kolam dinaikkan 10-15 cm di atas lubang sarang
peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Telur akan menetas
di sarang setelah 24 jam dan benih ikan akan hidup bergerombol. Cacing Tubifex,
ikan rucah, pellet dan semacamnya Induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak
perlu diberi pakan. Induk ikan akan memijah dan bertelur. Benih ikan
dikeluarkan dari sarang. Benih siap dipasarkan. Pindahkan ke kolam pendederan.
b) Pembenihan buatan
Induk dimasukkan ke kolam pemijahan. Induk ikan diberi makanan yang mengandung
protein tingggi setiap hari dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang
ditebar. Ikan diberi larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk jantan
dan betina. Induk ikan dimasukkan kembali ke kolam pemijahan dan dibiarkan
selama 1-12 jam. Cacing Tubifex, ikan rucah, pellet dan semacamnya Induk betina
disuntikkan ovaprim sebanyak 0,6 ml/kg berat tubuh, Induk jantan disuntikkan
ovaprim sebanyak 0,2 ml/kg berat tubuh. Pemijahan Alami Pemijahan Buatan
Stripping (perut induk jantan dan betina diurut) Sperma Sel telur Fertilisasi
(Pembuahan) Telur menetas Benih ikan dikeluarkan dari sarang. Pindahkan ke
kolam pendederan. Benih siap dipasarkan. Dilakukan di baskom Akuarium atau
kolam penetasan telur.
IV. Penetasan telur
Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil
pemijahan diambil dari bak pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah
khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau
ember berukuran besar.
V. Pemeliharaan larva dan benih
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha
pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup
biota budidaya, termasuk tahapan yang cukup sulit.
b. Penerapan Keselamatan Kerja
Pada setiap tahapan kegiatan
budidaya ikan, pekerja harus selalu menggunakan pakaian kerja sesuai dengan
peraturan perusahaan. Pemakaian baju kerja yang salah/tidak sesuai aturan
(terutama yang basah) dapat mengganggu kesehatan para pekerja. Para pekerja yang
bekerjanya berhubungan langsung dengan air sebaiknya menggunakan pakaian kerja
yang terlindung dari air, atau dapat juga menggunakan pakaian kerja yang
khusus. Jika pekerjaan telah selesai, pekerja dapat menggunakan pakaian lain
sehingga kesehatan para pekerja tetap terjamin.
Keselamatan kerja dalam kegiatan
budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus diperhatikan secara
ketat/serba hati-hati karena mudah menimbulkan kecelakaan di antaranya adalah
sebagai berikut.
1.
Beban listrik terlalu besar
untuk satu stop kontak dapat menimbulkan pemanasan yang membakar kulit kabel.
2.
Sistem perkabelan yang
tidak memenuhi persyaratan standar.
3.
Kesalahan menyambungkan
peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase yang seharusnya.
C. Pengemasan Ikan Konsumsi
Ada dua metode pengemasan yang
biasa dilakukan untuk transportasi benih ikan agar dapat hidup sampai tujuan,
yaitu metode tertutup dan terbuka:
1. Metode Tertutup
Pengemasan sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan
tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam media
tersebut. Pengemasan dengan metode ini dapat dilakukan pada pengangkutan jarak
jauh dalam waktu relatif lama. Alat pengangkut dapat menggunakan kantong
plastik yang diberi media air dan oksigen. Teknik pengemasan sistem tertutup
dilakukan dengan cara:
a)
Menyiapkan kantong
plastik polietilen,
b)
Mengisi kantong plastik
dengan air bersih dan benih ikan,
c)
Kemudian mengeluarkan
dari kantong plastik dengan tujuan untuk menghilangkan karbon dioksida, dan
dilanjutkan memasukkan oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara
1/3–1/4 bagian.
d)
Setelah pengisian
oksigen, mulut kemasan diikat secara rapat dengan karet gelang.
e)
Plastik berisi benih ikan
yang sudah siap, kemudian dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah
dan mudah diangku
Terdapat kelebihan dan
kekurangan dari metode pengemasan tertutup.
Kelebihannya antara lain:
a) Media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan,
b) Dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat
terbang),
c) Memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.
Kekurangannya antara lain:
a) Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada
difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan,
b) Tidak dapat dilakukan pergantian air, dan
c) Memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen
dengan lama waktu pengangkutan.
2. Metode Terbuka
Pengemasan dengan metode terbuka, yaitu pengemasan ikan hidup yang diangkut
dengan wadah atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat
berhubungan dengan udara bebas. Pengemasan metode terbuka dilakukan untuk
mengangkut benih dalam jarak dekat yang tidak memerlukan waktu lama. Alat
pengangkut berupa drum, plastik, peti berinsulator, dan lain lain. Setiap wadah
dapat diisi air bersih ± 15 liter untuk mengangkut sekitar 5.000 ekor benih
ukuran 3-5 cm (disesuaikan dan bergantung pada alat pengangkut). Pengemasan
metode terbuka dilakukan dengan cara memuasakan benih ikan terlebih dahulu agar
laju metabolisme dan ekskresinya dapat berkurang pada saat pengangkutan
sehingga air tidak keruh oleh kotoran ikan (untuk pengangkutan >5 jam).
Tahapan pengemasan ikan selama transportasi, yaitu:
a) Siapkan wadah,
b) Masukkan air dan benih ke dalam wadah,
c) Berikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami
stres pada temperatur tinggi.
Terdapat kelebihan dan kekurangan
dari metode pengemasan terbuka.
Kelebihannya antara lain:
a) Difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung,
b) Dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan
c) Dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan.
Kekurangannya antara lain:
a) Dapat menimbulkan stres pada ikan,
b) Tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.
c) Metode ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi
melalui darat/laut.
SWOT adalah kepanjangan dari :
S : Strength (Kekuatan)
W : Weakness (Kelemahan)
O : Opportunity (Peluang)
T : Threat (Ancaman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar