Selasa, 12 Maret 2024

Qurban Pertamaku 2023

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, harmonis, dan berkesinambungan. Begitu juga dengan kisah qurban pertama ku. Yaa, alhamdulillah hari ini Allah izinkan aku bisa menunaikan ibadah menyembelih qurban di hari Idul Adha 1444H. Kesempatan ini menjadi pengalaman dan pelajaran yang mengesankan dan diluar dari bayanganku.

Keinginan qurban sudah ada dari tahun lalu, aku bertekad sekali bisa berqurban dengan usaha mandiriku. Alias qurban pakai uang sendiri, Alhamdulillah aku yang terlahir dari keluarga lebih dari cukup pernah bapakku berqurban atas nama anggota keluarganya. Namun hal ini tidak menjadikanku bangga, aku tetap mau qurban dengan jerih payahku sendiri.

Kilas balik kehidupan, sejak SD aku sudah mulai berpikir untuk bisa memiliki uang jajan sendiri. Keinginan mandiri sudah ada dari aku kecil, malu minta sama orang tua itulah aku. Dari SD-kuliah sama aja, berbagai macam usaha dan pekerjaan yang ku lakukan hanya mampu menambah uang jajan. Bahkan beberapa kali aku masih dibiayai oleh oranng tua ketika kuliah.

Jenjreeng..

Kehidupan setelah wisuda S1 berubah total, tapi lagi lagi aku kagum dengan cerita yang Allah ukir untuk hidupku. Setelah aku selesai ujian skripsi, pandemi virus covid-19 mulai merajalela di Indonesia. Alhasil prosesi wisudaku tertunda, bukan hanya itu dunia serentak tidak stabil. Pelaksanaan wisuda berubah menjadi blended, yaitu perpaduan wisuda luring dan mayoritas daring, pola bekerja yang ikut berubah menjadi Work From Home (WFH) sampai banyak para pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Bagaimana kabar freshgraduate?

Hampir 1 tahun aku berhibernasi dikediaman dosen yang sudah aku tempati sejak semester 6, bertempat tidak jauh dari kampusku di Purwokerto. Disela waktu pandemi itu aku mengambil kesempatan untuk pulang ke rumah orang tua di Jakarta. Pada waktu-waktu itu aku mengisi kegiatan dengan magang diberbagai startup secara online. Ketika pandemi mulai sedikit melandai di tahun 2021, aku mulai membantu usaha orang tua dan mencoba berbagai bisnis. Inilah awal aku memiliki uang yang bisa dibilang lebih dari uang jajan.

Belum ada 1 tahun menjalankan aktivitas tersebut, membuat ku bertekad untuk qurban. Padahal bisnis yang ku jalanin belum signifikan terlihat hasilnya. Namun aku benar-benar mau qurban. Entah apa yang mendasari keinginanku saat itu. Mungkin karena Hari Raya Qurban bertepatan dengan ibadah haji. Kalau belum bisa haji yaa seenggaknya qurban dulu.

Taraaa..

Rencanaku dipatahkan oleh realita. Ternyata mengumpulkan uang untuk qurban itu perlu effort. Setidaknya aku belajar untuk persiapan, budgeting yang terarah, tentunya pemasukan yang lebih. Sebab masa setelah lulus sekolah berbeda dengan masa sekolah. Banyak hal yang menjadi tanggung jawab dan harus dipertimbangkan, bahkan rencanakan dengan matang. Biaya-biaya yang dulu tak terlihat, sekarang begitu nampak. Walau aku tidak harus mengeluarkannya tapi hal itu penting untuk ku coba mulai sediakan dan siapkan. Contohnya seperti hal fundamental, makan sehari-hari, keperluan harian seperti perlengkapan mandi, air minum sampai mandi, listrik, kebutuhan orang tua dan adik, bahkan mainan untuk ponakan. Kalau dihitung-hitung gak sedikit juga.

Menepis ego, aku belajar untuk berdamai dengan semua ekspektasi yang belum bisa terrealisasi. Gak mudah memang, tapi harus diikhlaskan. Kalau tidak bisa stress, karena menolak keadaan yang gak bisa kita kendalikan. Perlahan ketika kita bisa berdamai dengan situasi, Allah pun menuntun hamba-Nya menemukan solusi.

Sedikit demi sedikit Allah wujudkan semua keinginan yang pernah ku sampaikan pada-Nya. Dulu ketika SD, aku memiliki cita-cita mejadi guru. Namun sadar diri yang akhirnya aku mengurungkan niat ku. Aku sadar menjadi guru itu amanah yang luar biasa. Mendidik, bisa ditiru, membangun, dapat menginspirasi, mampu memberi motivasi, mencerdaskan, dan banyak lagi lainnya. Lagi-lagi aku takjub dengan Kuasa Allah.

Allah menyusun kisah hidupku begitu sempurna, yaa..

Aku jadi guru, Alhamdulillah. Bukan guru biasa, sebab aku menjadi guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Jakarta. Allah selalu punya cara mengembalikan keyakinanku, tidak ada kegagalan semua ini hanya penundaan untuk percepatan.

Yes, betul..

Jika aku lulus tidak dalam kondisi pandemi, semua normal. Bisa jadi aku juga gak langsung kerja atau punya usaha yang profit besar. Bahkan bisa jadi aku pun menjadi guru tapi di sekolah biasa. Kita sama-sama tahu gaji guru itu berapa. Namun semua beda, Allah izinkan aku lulus di masa awal pandemi dan kemudian Allah ciptakan percepatan. Notabenenya banyak guru yang mau ngajar di sekolah negeri karena honornya terbilang lebih besar dari profesi guru kebanyakan. Selain itu jenjang karir di sekolah negeri sering mendapat prioritas. Alhamdulillah, Allah izinkan aku ada di sana.

Pada saat ini aku mulai benar-benar belajar tentang pengelolaan keuangan, sedikit demi sedikit mulai ku susun pos-pos pengeluaran yang pernah aku pikirkan. Belum semuanya aku biayai, tapi setidaknya aku mau belajar lebih mandiri. Aku yang masih hidup sendiri mulai menyisihkan uang untuk nikah dan umroh. Lagi-lagi aku tertampar keadaan.

Ternyata masih banyak dana-dana yang tidak terpikirkan oleh ku, seperti THR sanak keluarga, ongkos mudik, menyiapkan liburan keluarga, perawatan diri, sepertinya masih banyak lagi. Aku mulai menyadari, ternyata benar nominal pendapatan itu gak bisa jadi andalan melainkan keberkahan. Uang gak bisa mencukupi semua itu, hanya keberkahan yang bisa membuat segalanya menjadi ada ketika kita perlukan.

Hal ini terjadi, menjelang Idul Adha tiba. Uang simpanan direkening hanya ada 3 juta, aku mulai gelisah. Apakah tahun ini aku bisa berqurban? Berapa harga sapi sekarang? Aku mau qurban sapi dari awal. Pikirku, aku gak suka daging kambing. Bukankah qurban itu esensinya menyembelih sesuatu yang kita suka/sayang? Sebagaimana Nabi Ibrahim yang Allah perintahkan menyembelih anaknya.

Mencari berbagai referensi baik tentang harga hewan qurban, tempat membelinya, sampai berbagai keutamaan qurban. Haruskah aku dipatahkan lagi oleh realita? Aku yang mau qurban sapi menjadi kambing saja? Bukan qurban dong karena aku gak suka sama kambing, gada rasa haru ketika penyembelihan. Pikir pendekku kala itu.

Lagi-lagi aku makin kagum dengan kebesaran Allah. Kambing. Ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya, atas izin Allah diganti dengan kambing. Andai ada hewan yang lebih baik dari kambing, mungkin Allah gantinya dengan hewan tersebut. Selain itu, Nabi Muhammad SAW. pernah qurban dengan 2 ekor kambing. Satu kambing untuk Nabi dan keluarganya dan satu lagi untuk Nabi dan umatnya. Jika memang kambing tidak seistimewa itu tidak mungkin Nabi qurban dengan kambing dua-duanya.

Menelisik dari berbagai literasi kesehatan membuktikan bahwa kambing lebih baik daripada sapi, baik dari daging maupun susunya. Masya Allah, ketentuan Allah memang tidak ada yang keliru, semua sempurna bahkan terbaik untuk hamba-Nya.

Bismillah tahun ini qurban, walau masih khawatir uangnya tidak cukup. Lagi-lagi aku dibuat terkesima oleh cerita yang Allah rangkai. Awalnya ibuku memberi saran untuk membeli kambing setelah shalat id, sebagaimana kebiasaan bapak.

Yuhuuu..

Apa yang terjadi?

Malam takbiran bapak pergi, entah untuk kepentingan apa. Kami hanya tahu bapak mau main. Tambah resah galau gulana lah hatiku. Bapak pergi dengan motornya, nah sedangkan itu motor satu-satunya. Jadi aku beli kambingnya naik apa? Ditambah aku gak cari tau tentang syarat hewan qurban, lalu bagaimana caranya memilih hewan qurban?

Okay, tetap calm down. Aku dan ibu mengunjungi salah satu ustadz yang mengurus qurban di dekat rumah kami. Yaa lagi-lagi Allah tahu cara mematahkanku untuk menjadikanku lebih kuat. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan ku, ustadz itu bertanya “emangnya kamu ada dana berapa, neng?”. Aku jawab “ada 3 pak haji”, karena dia sudah haji. “wah dana segitumah cekak” jawabnya.

Jeess

Tersayat

Bagai aku yang disembelih

Kok tajam sekali yaa rasanya

Mungkin kata ini akan biasa aja kalau aku memang punya uang lebih, tapi faktanya yaa uang segitulah yang aku punya. Ada uang tapi gak ditangan, memang ada uang tapi untuk keperluan lain. Jadi aku harus gimana? Pikirku buntu. “dana segitu mah pas banget, belum ongkos anternya, belum ongkos potongnya” lanjut ustadz tersebut.

Kalau memang uang segini gak bisa qurban kambing, aku benar-benar gak ikhlas. Sebenarnya galau juga sih. Disatu sisi aku memang memerlukan uang ini untuk kebutuhan lain, tapi disisi lain masa aku gak bisa qurban bahkan sebatas seekor kambing. Berapa hari aku meyakinkan diri untuk fix qurban kambing. Lalu pernyataan itu, seolah menamparku sehingga menyadarkan ku betapa tak berdayanya diri ini. Kalau boleh kasar “miskin banget yaa gua”. Astaghfirullaah aku hanya bisa memohon ampun kepada Allah. Dari banyaknya orang yang Allah titipkan kekayaan, kenapa Allah tidak memilih aku?

Mencoba berdamai kembali dengan diri, sambil terus berpikir bagaimana mampu menjadi pribadi yang pantas Allah titipi kekayaan. Saat itu aku hanya bisa meyakinkan diriku sendiri. Jika tahun ini aku tidak bisa qurban kambing, insya Allah tahun depan qurban sapi 1 ton. Berapa harganya? Dari mana uangnya? Aku gak tahu, biar Allah yang menuntunku untuk bisa sampai sana.

Selesai shalat Idul Adha, aku mencoba menghubungi guru SMP ku, beliau adalah ustadz dikelurahan seberang rumahku. Aku mencoba menghubunginya melalui chat WA. Masya Allah, tak ku duga. Perkiraan ku akan merasakan hal yang sama, ternyata tidak. Beliau meresponku dengan cukup baik.bahkan beliau pula yang langsung mengantarku ketempat pembelian hewan qurban dan mengantarku ketempat kambingku akan disembelih.

Aku banyak belajar dari Idul Adha tahun ini, ketika kamu tidak diterima disuatu tempat maka percayalah ada tempat lain yang lebih memuliakanmu. Menelisik esensi dari hari qurbannya Nabi Ibrahim, Allah mengajarkan kita tentang pentingnya memanusiakan manusia. Memperlakukan manusia dengan baik, membuka dan memberikan peluang siapa saja untuk beribadah, dan paling utama saling membahagiakan khususnya dihari ini. Apa jadinya jika Allah tidak mengubah Nabi Ismail (yang hendak disembelih bapaknya) menjadi kambing?

Bisa jadi hari ini adalah hari dukanya manusia, ketika semua orang tua menyembelih anaknya yang sudah beranjak baligh. Namun Allah lebih tahu cara membahagiakan hamba-Nya. Memberikan keadilan untuk semua lapisan manusia. Hari qurban bisa dimaknai juga sebagai harinya makan-makan. Diharapkan pada hari ini semua orang bisa makan enak, makan daging dengan penuh suka cita bersama keluarganya.

Cukup amazing Allah menciptakan semua kisah menarik setiap hamba-Nya, tidak ada yang cacat hanya saja banyak dari kita yang belum mampu memetik kebaikan didalam sejarah hidup manusia yang unik.

Draft 30 Juni 2023

 

Jumat, 22 Desember 2023

Met Mother's Day | Di Usia 26 Tahun Allah Menjawab Pertanyaan ku tentang Ibu


Selamat Hari Ibu, Ibu ku tersayang..


Terimakasih yaa Bu, udah jadi sosok ibu yang selalu ada buat Ayu.
Terimakasih, ibu selalu mendoakan Ayu di mana pun berada. Dikala dekat atau jauh dari ibu.
Terimakasih Bu, udah hadir dihidup Ayu memberikan kemudahan jalan ridhonya Allah.

Maafin Ayu yaa Bu yang suka banyak nanya bahkan menyesali ketetapan Allah. Tepat di usia 26 tahun 4 hari ini, Ayu menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Ayu yang mungkin pada saat itu belum terpuaskan dengan jawaban ibu. Tepatnya Ayu lebih mengedepankan ego, jadi jawaban ibu gak bisa Ayu pahami dengan sempurna.

Sekarang Ayu baru paham, kenapa ibu dulu nikahnya umur 28 tahun? Dulu Ayu pikir, kenapa gak nikah muda aja sih Bu? Nikah umur 23, atau 25 lah paling lama. Kok bisa sampe 28 baru nikah?

Begitu kurang lebih pertanyaan yang selalu terbesit dalam benak dan Ayu utarakan ke ibu..

Ternyata realita banyak yang gak sesuai rencana yaa Bu..
Mungkin saat itu ibu juga maunya nikah muda. Apalagi ibu hidup di desa, pasti teman-teman ibu juga banyak yang nikah muda.

Yaa, inilah jalan takdir yang udah Allah tetapkan buat ibu. Nikah di umur 28 dengan laki-laki yang bisa dibilang bukan lelaki biasa. Sosok yang membawa perubahan dan penghidupan yang layak buat anak-anaknya. Penantian ibu berbuah manis.

Adakalanya gak harus cepat yaa Bu, karena Allah lebih tau memberikan sesuatu ke hamba-Nya di waktu yang tepat.

Bu..
Ayu masih suka merengek, mungkin bukan dengan pertanyaan lagi. Tapi sekarang banyak pernyataan-pernyataan dalam diri yang perlu dikuatkan. Pastinya dikuatkan dengan doa ibu..

Bu, kuatkan Ayu bersabar bertemu dengan waktu yang tepat memperoleh hadiah-hadiah dari Allah.

Kuatkan Ayu bisa terus bermimpi dan semakin percaya bahwa Allah Maha Kuasa, cuma Allah yang bisa mengeksekusi mimpi Ayu.

Bu..
Ayu mau lanjut pendidikan lebih tinggi. Tolong temani Ayu untuk bisa terus belajar.
Bu..
Ayu juga mau mengikuti sunnah Rasulullah, menikah. Tapi Ayu gak tau dengan siapa. Tolong bantu Ayu doa ke Allah.
Bu..
Ayu mau membahagiakan ibu, bantu Ayu minta Allah mampukan.
Bu..
Ayu mau masuk surga sekeluarga, bantu Ayu meniti jalan ridho-Nya.

Bu..
Terimakasih yaa..
Maafin Ayu yang banyak salahnya..

22 Desember 2023
Pukul 23.37

Kamis, 29 Juni 2023

Idul Adha | Menepis Ego dengan Menyadari Kemanusiaan melalui Berqurban

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, harmonis, dan berkesinambungan. Begitu juga dengan kisah qurban pertama ku. Yaa, alhamdulillah hari ini Allah izinkan aku bisa menunaikan ibadah menyembelih qurban di hari Idul Adha 1444H. Kesempatan ini menjadi pengalaman dan pelajaran yang mengesankan dan diluar dari bayanganku.

Keinginan qurban sudah ada dari tahun lalu, aku bertekad sekali bisa berqurban dengan usaha mandiriku. Alias qurban pakai uang sendiri, Alhamdulillah aku yang terlahir dari keluarga lebih dari cukup pernah bapakku berqurban atas nama anggota keluarganya. Namun hal ini tidak menjadikanku bangga, aku tetap mau qurban dengan jerih payahku sendiri.

Kilas balik kehidupan, sejak SD aku sudah mulai berpikir untuk bisa memiliki uang jajan sendiri. Keinginan mandiri sudah ada dari aku kecil, malu minta sama orang tua itulah aku. Dari SD-kuliah sama aja, berbagai macam usaha dan pekerjaan yang ku lakukan hanya mampu menambah uang jajan. Bahkan beberapa kali aku masih dibiayai oleh oranng tua ketika kuliah.

Jenjreeng..

Kehidupan setelah wisuda S1 berubah total, tapi lagi lagi aku kagum dengan cerita yang Allah ukir untuk hidupku. Setelah aku selesai ujian skripsi, pandemi virus covid-19 mulai merajalela di Indonesia. Alhasil prosesi wisudaku tertunda, bukan hanya itu dunia serentak tidak stabil. Pelaksanaan wisuda berubah menjadi blended, yaitu perpaduan wisuda luring dan mayoritas daring, pola bekerja yang ikut berubah menjadi Work From Home (WFH) sampai banyak para pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Bagaimana kabar freshgraduate?

Hampir 1 tahun aku berhibernasi dikediaman dosen yang sudah aku tempati sejak semester 6, bertempat tidak jauh dari kampusku di Purwokerto. Disela waktu pandemi itu aku mengambil kesempatan untuk pulang ke rumah orang tua di Jakarta. Pada waktu-waktu itu aku mengisi kegiatan dengan magang diberbagai startup secara online. Ketika pandemi mulai sedikit melandai di tahun 2021, aku mulai membantu usaha orang tua dan mencoba berbagai bisnis. Inilah awal aku memiliki uang yang bisa dibilang lebih dari uang jajan.

Belum ada 1 tahun menjalankan aktivitas tersebut, membuat ku bertekad untuk qurban. Padahal bisnis yang ku jalanin belum signifikan terlihat hasilnya. Namun aku benar-benar mau qurban. Entah apa yang mendasari keinginanku saat itu. Mungkin karena Hari Raya Qurban bertepatan dengan ibadah haji. Kalau belum bisa haji yaa seenggaknya qurban dulu.

Taraaa..

Rencanaku dipatahkan oleh realita. Ternyata mengumpulkan uang untuk qurban itu perlu effort. Setidaknya aku belajar untuk persiapan, budgeting yang terarah, tentunya pemasukan yang lebih. Sebab masa setelah lulus sekolah berbeda dengan masa sekolah. Banyak hal yang menjadi tanggung jawab dan harus dipertimbangkan, bahkan rencanakan dengan matang. Biaya-biaya yang dulu tak terlihat, sekarang begitu nampak. Walau aku tidak harus mengeluarkannya tapi hal itu penting untuk ku coba mulai sediakan dan siapkan. Contohnya seperti hal fundamental, makan sehari-hari, keperluan harian seperti perlengkapan mandi, air minum sampai mandi, listrik, kebutuhan orang tua dan adik, bahkan mainan untuk ponakan. Kalau dihitung-hitung gak sedikit juga.

Menepis ego, aku belajar untuk berdamai dengan semua ekspektasi yang belum bisa terrealisasi. Gak mudah memang, tapi harus diikhlaskan. Kalau tidak bisa stress, karena menolak keadaan yang gak bisa kita kendalikan. Perlahan ketika kita bisa berdamai dengan situasi, Allah pun menuntun hamba-Nya menemukan solusi.

Sedikit demi sedikit Allah wujudkan semua keinginan yang pernah ku sampaikan pada-Nya. Dulu ketika SD, aku memiliki cita-cita mejadi guru. Namun sadar diri yang akhirnya aku mengurungkan niat ku. Aku sadar menjadi guru itu amanah yang luar biasa. Mendidik, bisa ditiru, membangun, dapat menginspirasi, mampu memberi motivasi, mencerdaskan, dan banyak lagi lainnya. Lagi-lagi aku takjub dengan Kuasa Allah.

Allah menyusun kisah hidupku begitu sempurna, yaa..

Aku jadi guru, Alhamdulillah. Bukan guru biasa, sebab aku menjadi guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Jakarta. Allah selalu punya cara mengembalikan keyakinanku, tidak ada kegagalan semua ini hanya penundaan untuk percepatan.

Yes, betul..

Jika aku lulus tidak dalam kondisi pandemi, semua normal. Bisa jadi aku juga gak langsung kerja atau punya usaha yang profit besar. Bahkan bisa jadi aku pun menjadi guru tapi di sekolah biasa. Kita sama-sama tahu gaji guru itu berapa. Namun semua beda, Allah izinkan aku lulus di masa awal pandemi dan kemudian Allah ciptakan percepatan. Notabenenya banyak guru yang mau ngajar di sekolah negeri karena honornya terbilang lebih besar dari profesi guru kebanyakan. Selain itu jenjang karir di sekolah negeri sering mendapat prioritas. Alhamdulillah, Allah izinkan aku ada di sana.

Pada saat ini aku mulai benar-benar belajar tentang pengelolaan keuangan, sedikit demi sedikit mulai ku susun pos-pos pengeluaran yang pernah aku pikirkan. Belum semuanya aku biayai, tapi setidaknya aku mau belajar lebih mandiri. Aku yang masih hidup sendiri mulai menyisihkan uang untuk nikah dan umroh. Lagi-lagi aku tertampar keadaan.

Ternyata masih banyak dana-dana yang tidak terpikirkan oleh ku, seperti THR sanak keluarga, ongkos mudik, menyiapkan liburan keluarga, perawatan diri, sepertinya masih banyak lagi. Aku mulai menyadari, ternyata benar nominal pendapatan itu gak bisa jadi andalan melainkan keberkahan. Uang gak bisa mencukupi semua itu, hanya keberkahan yang bisa membuat segalanya menjadi ada ketika kita perlukan.

Hal ini terjadi, menjelang Idul Adha tiba. Uang simpanan direkening hanya ada 3 juta, aku mulai gelisah. Apakah tahun ini aku bisa berqurban? Berapa harga sapi sekarang? Aku mau qurban sapi dari awal. Pikirku, aku gak suka daging kambing. Bukankah qurban itu esensinya menyembelih sesuatu yang kita suka/sayang? Sebagaimana Nabi Ibrahim yang Allah perintahkan menyembelih anaknya.

Mencari berbagai referensi baik tentang harga hewan qurban, tempat membelinya, sampai berbagai keutamaan qurban. Haruskah aku dipatahkan lagi oleh realita? Aku yang mau qurban sapi menjadi kambing saja? Bukan qurban dong karena aku gak suka sama kambing, gada rasa haru ketika penyembelihan. Pikir pendekku kala itu.

Lagi-lagi aku makin kagum dengan kebesaran Allah. Kambing. Ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya, atas izin Allah diganti dengan kambing. Andai ada hewan yang lebih baik dari kambing, mungkin Allah gantinya dengan hewan tersebut. Selain itu, Nabi Muhammad SAW. pernah qurban dengan 2 ekor kambing. Satu kambing untuk Nabi dan keluarganya dan satu lagi untuk Nabi dan umatnya. Jika memang kambing tidak seistimewa itu tidak mungkin Nabi qurban dengan kambing dua-duanya.

Menelisik dari berbagai literasi kesehatan membuktikan bahwa kambing lebih baik daripada sapi, baik dari daging maupun susunya. Masya Allah, ketentuan Allah memang tidak ada yang keliru, semua sempurna bahkan terbaik untuk hamba-Nya.

Bismillah tahun ini qurban, walau masih khawatir uangnya tidak cukup. Lagi-lagi aku dibuat terkesima oleh cerita yang Allah rangkai. Awalnya ibuku memberi saran untuk membeli kambing setelah shalat id, sebagaimana kebiasaan bapak.

Yuhuuu..

Apa yang terjadi?

Malam takbiran bapak pergi, entah untuk kepentingan apa. Kami hanya tahu bapak mau main. Tambah resah galau gulana lah hatiku. Bapak pergi dengan motornya, nah sedangkan itu motor satu-satunya. Jadi aku beli kambingnya naik apa? Ditambah aku gak cari tau tentang syarat hewan qurban, lalu bagaimana caranya memilih hewan qurban?

Okay, tetap calm down. Aku dan ibu mengunjungi salah satu ustadz yang mengurus qurban di dekat rumah kami. Yaa lagi-lagi Allah tahu cara mematahkanku untuk menjadikanku lebih kuat. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan ku, ustadz itu bertanya “emangnya kamu ada dana berapa, neng?”. Aku jawab “ada 3 pak haji”, karena dia sudah haji. “wah dana segitumah cekak” jawabnya.

Jeess

Tersayat

Bagai aku yang disembelih

Kok tajam sekali yaa rasanya

Mungkin kata ini akan biasa aja kalau aku memang punya uang lebih, tapi faktanya yaa uang segitulah yang aku punya. Ada uang tapi gak ditangan, memang ada uang tapi untuk keperluan lain. Jadi aku harus gimana? Pikirku buntu. “dana segitu mah pas banget, belum ongkos anternya, belum ongkos potongnya” lanjut ustadz tersebut.

Kalau memang uang segini gak bisa qurban kambing, aku benar-benar gak ikhlas. Sebenarnya galau juga sih. Disatu sisi aku memang memerlukan uang ini untuk kebutuhan lain, tapi disisi lain masa aku gak bisa qurban bahkan sebatas seekor kambing. Berapa hari aku meyakinkan diri untuk fix qurban kambing. Lalu pernyataan itu, seolah menamparku sehingga menyadarkan ku betapa tak berdayanya diri ini. Kalau boleh kasar “miskin banget yaa gua”. Astaghfirullaah aku hanya bisa memohon ampun kepada Allah. Dari banyaknya orang yang Allah titipkan kekayaan, kenapa Allah tidak memilih aku?

Mencoba berdamai kembali dengan diri, sambil terus berpikir bagaimana mampu menjadi pribadi yang pantas Allah titipi kekayaan. Saat itu aku hanya bisa meyakinkan diriku sendiri. Jika tahun ini aku tidak bisa qurban kambing, insya Allah tahun depan qurban sapi 1 ton. Berapa harganya? Dari mana uangnya? Aku gak tahu, biar Allah yang menuntunku untuk bisa sampai sana.

Selesai shalat Idul Adha, aku mencoba menghubungi guru SMP ku, beliau adalah ustadz dikelurahan seberang rumahku. Aku mencoba menghubunginya melalui chat WA. Masya Allah, tak ku duga. Perkiraan ku akan merasakan hal yang sama, ternyata tidak. Beliau meresponku dengan cukup baik.bahkan beliau pula yang langsung mengantarku ketempat pembelian hewan qurban dan mengantarku ketempat kambingku akan disembelih.

Aku banyak belajar dari Idul Adha tahun ini, ketika kamu tidak diterima disuatu tempat maka percayalah ada tempat lain yang lebih memuliakanmu. Menelisik esensi dari hari qurbannya Nabi Ibrahim, Allah mengajarkan kita tentang pentingnya memanusiakan manusia. Memperlakukan manusia dengan baik, membuka dan memberikan peluang siapa saja untuk beribadah, dan paling utama saling membahagiakan khususnya dihari ini. Apa jadinya jika Allah tidak mengubah Nabi Ismail (yang hendak disembelih bapaknya) menjadi kambing?

Bisa jadi hari ini adalah hari dukanya manusia, ketika semua orang tua menyembelih anaknya yang sudah beranjak baligh. Namun Allah lebih tahu cara membahagiakan hamba-Nya. Memberikan keadilan untuk semua lapisan manusia. Hari qurban bisa dimaknai juga sebagai harinya makan-makan. Diharapkan pada hari ini semua orang bisa makan enak, makan daging dengan penuh suka cita bersama keluarganya.

Cukup amazing Allah menciptakan semua kisah menarik setiap hamba-Nya, tidak ada yang cacat hanya saja banyak dari kita yang belum mampu memetik kebaikan didalam sejarah hidup manusia yang unik.

 

Jumat, 18 Desember 2020

Be Yourself - Jadilah Versi Tebaik Dirimu

Sadar gak sekarang lagi booming lagi bahasan tentang "Jadilah versi terbaik dirimu"

Mau share tulisan aku, tepatnya tanggal 27 Agustus 2014 ternyata belum ke posting, masih ada di draft blog 😂

Kira-kira masih relate gak sih sama trend hari ini?

Baca yuuk
⬇⬇⬇

Hidup..
Kehidupan bagi orang-orang yang kuat, mungkin hidup ini Menantang dan Sangat Asyik untuk dilalui. Lalu bagaimana dengan mereka yang lemah, mereka yang merasa tidak memiliki kelebihan, mungkin hidup ini menakutkan dan tidak terbesit dalam pikirannya untuk dapat melaluinya..

Tuhan..
Mungkin dengan mengingat Tuhan kita akan merasa kuat, karena janji-Nya "Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya" (QS. Al-Baqarah (2) : 286) lalu alasan apalagi yang membuat kita lemah? bukan sudah jelas? Bahwa segala yang terjadi ini merupakan ujian Tuhan, tandanya kita mampu untuk melewatinya?

Lalu kenapa kita masih terpuruk pada ketakutan? Jelas pula firman-Nya "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak merubahnya" (QS. Ar-Radu (13) : 11) disitu pun sudah jelas, bahwa kita berperan penting dalam kehidupan ini. Hari esok tak akan lebih baik dari hari kemarin, jika kita tak melakukan perbuatan apapun pada hari ini.

Percayalah! Apapun yang kau miliki adalah hal yang terbaik untukmu dari Allah. Jadi syukurilah itu..

Jadilah dirimu sebenar-benarnya dirimu..
Be Yourself :)

Semoga membantu menguatkan mu menjadi lebih Hebat 😍

Kamis, 17 Desember 2020

Keajaiban Itu Ada dan Nyata - Magnet Rezeki


Apakah kamu percaya bahwa hidup ini ajaib?
Banyak hal-hal tak terduga yang mampu terjadi.
Diluar kemampuan manusia.
Bahkan tanpa disadari dan direncanakan.

Tak sedikit pula rencana yang tak kunjung menjadi realita.
Lantas apakah penyebabnya?
Benarkah keajaiban hanya terjadi disegelintir manusia saja?
Lalu bagaimana menciptakan keajaiban hidup tersebut?
Apakah bisa dilatih atau memang sudah bawaan lahir?

Begitu banyak pertanyaan tentang keajaiban..
So.. Keajaiban Hidup itu Nyata
Namun, keajaiban berkorelasi dengan keyakinan.
Sudahkah kamu yakin dan percaya bahwa hidup kamu itu ajaib?
Sudahkah kamu mengisi pikiran dan tindakan dengan hal-hal ajaib?

Apa itu hal-hal ajaib?
Hal-hal ajaib adalah segala sesuatu yang terjadi diluar kendali manusia.
Seperti dapat menyelesaikan masalah dengan mudah, merealisasikan mimpi dengan cepat dan tepat, banyak kemudahan yang didapat, naik jabatan, karir yang semakin bagus, lunas hutang seketika, berhasil mendirikan banyak anak cabang perusahaan dan lainnya.
Sekiranya tidak mungkin, atau jika mungkinpun memerlukan waktu yang lama. Namun ternyata bisa terwujud lebih cepat, diluar perkiraan hitungan manusia.

No matter Now. No matter How.
Gak peduli siapa kamu hari ini.
Bagaimana keadaan kamu sekarang.
Seiring berjalannya waktu.
Lihatlah pertumbuhan mu.
Lihatlah kamu di masa lalu.
Dan mengaculah kepada kamu di masa depan.

Maka, impian itu menjadi penting untuk dimiliki, dijaga, dan diupgrade, ditingkatkan hari demi hari.
Bahkan ketika impian itu belum juga jadi kenyataan.
Karena kita gak pernah tau, Tuhan sedang menyiapkan apa untuk kita besok, lusa, bahkan kehidupan diakhirat.

Saya mengajak diri saya, dan kamu semuanya. Untuk sama-sama yakin bahwa Allah yang Maha Memungkinkan bisa menciptakan keajaiban di kehidupan ini.
Jaga impian, jaga niat.

Pertanyaan kemudian, apa buktinya bahwa Keajaiban itu Nyata?

Bersambung, stay tune tulisan saya di https://www.yuwannda.blogspot.com/

Serapan ilmu dari Magnet Rezeki. Selengkapnya :
https://bit.ly/training-magnet-rezeki
https://bit.ly/training-magnet-rezeki

Semoga membantu
Salam, yuwan
https://www.instagram.com/yuwan_Ayunda/

Rabu, 22 Juli 2020

Kumpulan Jurnal Publikasi Ayuwan Nandani

Assalamualaikum, blogger..

Sudah lama tidak mengetik lagi di blog yuwan. Terhambat oleh beberapa aktivitas dan fokus memecahkan masalah demi melahirkan karya yang berguna untuk bangsa Indonesia.

Berikut ini saya persembahkan hasil karya ilmiah berupa Jurnal Ayuwan Nandani yang sudah dipublikasikan ke beberapa media. Kalian dapat search di google, atau klik link yang telah disediakan.

1. Jurnal Raushan Fikr 2017, berjudul Konsep Ihsan dalam Q.S Al-Ahzab Ayat 41-42Konsep Ihsan

2. Karya Ilmiah Al-Qur’an Tingkat Nasional dalam acara Maqolah Madzmunil Qur’an (MAMAQ) 2017 di Universitas Negeri Malang, dengan judul Jual-Beli On-Line Berdasarkan Perspektif Al-Quran.

3. Pemakalah dalam Seminar Nasional Teknologi, Kewirausahaan dan Pemberdayaan Ekonomi: “Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi Pesantren” dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2017 diselenggarakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, dengan judul Praktik Ekonomi Mandiri Santri Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

4. Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an Tingkat Nasional dalam kegiatan UNDIP Muslim Festival 2017, yang berjudul Inovasi Ekonomi Digital Berdasarkan Perspektif Al-Quran pada Era Postmodern Yang Berpacu terhadap Masa Keemasan Abbasiyyah Kekhalifahan Harun Ar-Rasyid (786-809).

5. International Student Coference on Islamic Studies (ISCIS) 2018 di IAIN Manado, dengan jurnal yang berjudul Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah. Bagi Akademisi Muslim. Memafaatkan Media Sosial

6. Essay Competition dalam acara AGRINOVA 6th yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) IPB 2019, berjudul AntiPembangunan Menuju Kedaulatan Pangan Nusantara Perspektif Al-Quran.

7. International Student Coference on Islamic Studies (ISCIS) 2019 di IAIN Manado, dengan jurnal berjudul Implementasi Pembangunan Ekonomi Berasaskan Nilai-Nilai dalam Pancasila dan Al-Quran Surat Al-Hasyr ayat 7.

8. Skripsi Ayuwan Nandani 2020 Program Studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, UIN Prof. KH. Saifudin Zuhri Purwokerto, dengan judul Operasionalisasi QS. Ali-Imran ayat 14-19 sebagai Standar Seorang Pengusaha Muslim (Telaah Ihya Al-Qur'an Penafsiran Yusuf Mansur). Skripsi Yuwan

Selamat membaca, semoga tulisan tersebut dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan teman-teman semua.

Terimakasih atas kesetiaan teman-teman dalam berpartisipasi di blog yuwan Ayunda. Kalian juga boleh sharing tulisan kalian dan sisipkan juga linknya kalau ada yaa, biar kita sama-sama baca :)

Rabu, 17 Oktober 2018

Oktober 2018 PayTren resmi menjadi "bank"

Oktober 2018 insya Allah PayTren resmi menjadi "bank". Bank online, bank payment

Penjelasan lengkapnya, simak dah pemaparan dari sang owner langsung. Check it out 😍

Makin bangga sama PayTren

Kami optimis, insya Allah kami bisa mengakuisisikan perusahaan2 asing di tanah air.

Sadar gak kita ini masih di dominasi sama asing, penjajahan secara halus

Yuk berikan aksi nyatamu untuk Indonesia tercinta

Pake PayTren dan syiarkan PayTren ke seluruh penjuru dunia

Info PayTren klik https://bit.ly/AyuwanEksekutivePayTren

Aktivasi bisnis PayTren klik http://bit.ly/BussinessZamanNow

#PayTrenUntukIndonesia
#BeliUlangIndonesia
#PayTren #Payment #bank #online #digital #fintech #optimis #KaryaAnakBangsaIndonesia #oktober #Owner #doa #action #pray #dream #Indonesia #tanahAir #penjuru #dunia

Qurban Pertamaku 2023

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, har...