Sabtu, 17 Desember 2016

Pembahasan Konsep Ihsan

A. Ihsan menurut Al-Ahzab ayat 41-42

Bentuk ihsan adalah rasa taat kepada Allah diwujudkan dengan selalu mengingat Allah dalam setiap kesempatan. Mengingat Allah tidak hanya ketika ujian dan masalah datang, jangan menunggu semua itu untuk mengingat Allah. Melainkan ingatlah Allah dalam setiap kesempatan, yaitu baik dalam suka maupun duka. Pada dasarnya semua pemberian Allah adalah ujian dari-Nya. Ketika manusia diberi nikmat, ini adalah sebuah ujian untuk manusia seberapa kuat ia mampu mengingat Allah untuk bersyukur. Allah berfirman:

Q. S Ibrohim (14) : 7
Manusia tidak punya alasan lagi untuk melupakan Allah. Sangat wajar jika Allah mengharuskan manusia untuk selalu mengingat-Nya, karena dengan mengingat-Nya maka Allah akan menambah nikmat-Nya. Ketika masalah datang, disinilah Allah menguji kesabaran hamba-Nya, bagi sebagian besar manusia saat inilah yang paling tepat untuk benar-benar kembali kepada Allah. Karena ujian berupa masalah adalah sentilan Allah untuk menyapa manusia agar dapat kembali ke jalan Allah, jalan yang lurus. Perlu diingat, jalan lurus yang Allah berikan merupakan nikmat terbesar dari-Nya walau tidak dapat dipungkiri untuk dapat melewatinya diperlukan keimanan yang kuat. Karena jalan lurus yang Allah berikan itu tidak selalu mulus, melainkan penuh tantangan dan rintangan. Maka diperlukan kesabaran yang sangat mendalam. Dengan kesabaran inilah Allah menyucikan kembali manusia dari dosa-dosanya yang telah lampau. Wajar jika mereka yang tersandung oleh ujian ini benar-benar kembali kepada Allah, mendekat kepada-Nya, dengan melakukan taubatan nasuhah. Sikap itu adalah sifat lahiriyah manusia, yang suci, inilah ihsan yang didasarkan oleh keimanan. Namun tidak sedikit pula manusia yang tidak terketuk untuk kembali kepada Allah ketika ujian menerpanya, disebabkan kesadarannya yg minim. Maka kesadaran itu harus dibangun sejak dini, yaitu dengan membiasakan berkepribadian ihsan (bersikap baik) kepada sesama manusia, antar makhluk, maupun kepada alam semesta.

Ketika merasa hidup ini penuh dengan ujian yang bertubi-tubi, cobalah usahakan mampu mengingat Allah dalam segala keadaan, saat hanya masalah saja yang singgah dalam hidup itu merupakan tanda bahwa Allah ingin manusia mengingat-Nya, ingin manusia hanya berharap kepada-Nya, menyembah-Nya dan bermesraan dengan-Nya. Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, dikala susah luangkanlah waktu untuk menghadap kepada Allah, mohonlah ampun kepada-Nya karena manusia adalah tempat salah dan dosa. Serta ingat-ingat semua nikmat yang telah Allah berikan, karunia Allah itu luas, apalagi nikmat yang Allah berikan kepada manusia, tak terhingga, tidak ada yang mampu untuk menghitungnya. Renungkan firman-Nya: Fabiayi

Nikmat Allah manalagi yang kamu dustakan? Sifat dzolim manusia kepada Allah yang membuat manusia tidak dapat merasakan besarnya karunia Allah. Sedikit demi sedikit latihlah diri untuk dapat bersyukur, dimulai dari menyukuri nikmat yang terlihat kecil, seperti bersyukur ketika masih dapat melihat indahnya pagi, sebenarnya ini adalah karunia Allah yang besar karena tidak sedikit dari manusia yang telah tidur tidak dapat bangun kembali serta tidak sedikit dari manusia yang Allah ambil penglihatannya sehingga menjadi buta. Setelah mampu bersyukur kepada Allah maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya lagi, yaitu dapat berupa fisik yang sehat, rezeki yang halal, keluarga yang rukun, teman yang baik, dan banyak hal lainnya.

Mengingat Allah ini dapat berupa tidak keringnya lisan untuk selalu berdzikir kepada Allah, baik diwaktu pagi maupun petang, seperti ayat ke 42 surah Al-Ahzab.
Kenapa pagi dan petang?
Kata (بكرة) bukratan dari segi bahasa berarti awal siang, dan (اصيلا) ashilan masa sesudah Ashar menjelang Maghrib. Kedua kata ini menggambarkan pangkal dan ujung siang. Ini dapat berarti waktu tertentu, dan dapat juga dipahami dengan arti sepanjang hari. Tafsir Misbah

Siang tatkala manusia sibuk beraktivitas Allah memerintahkan manusia untuk mengingat-Nya dalam berdzikir dan shalat serta ketika akan tidur dan terbangun setelahnya. Nabi pun suka bangun disepertiga malam untuk shalat sunnah tahajud. Inilah sikap ihsan kepada Allah dengan tidak membiarkan fisik ini diam dari mengingat Allah.

Hadits Jabir bin Abdillah

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

Dari Jabir bin Abdillah, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Hari Jum’at adalah dua belas jam. Di dalamnya terdapat satu waktu di mana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah pada saat itu, melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah ia pada saat-saat terakhir setelah shalat Ashar.”  (HR. An-Nasa’I nomor 1388[12]).
https://m.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/tahukah-anda-ada-saat-doa-mustajab-pada-hari-jumat-ayo-manfaatkan.htm

hadits Anas bin Malik, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ

"Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum'at, yaitu setelah 'Ashar sampai tenggelamnya matahari." (HR. at Tirmidzi; dinilai Hasan oleh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi dan Shahihh at Targhib).
http://m.voa-islam.com/news/doa/2013/12/12/28104/manfaatkan-waktu-mustajab-dikabulkan-doa-di-sore-hari-jumat/

Doa
Shalat
B. Menanamkan Nilai-nilai Ihsan

Tidak ada komentar:

Qurban Pertamaku 2023

Rangkaian cerita yang Allah susun semuanya sempurna, indah, tidak ada yang janggal, apalagi keliru. Skenario Allah tersusun begitu apik, har...